Ampera, Palembang - South Sumatra #Indonesia

Menurut berbagai sumber literatur yang saya baca, Jembatan Ampera adalah sebuah jembatan di Kota Palembang, Provinsi Sumatera Selatan, Indonesia. Jembatan Ampera yang telah menjadi semacam ikon atau lambang kota, terletak di tengah-tengah kota Palembang, menghubungkan dua daerah Seberang Ulu dan Seberang Ilir yang dipisahkan oleh Sungai Musi. Sedikit kembali kepada sejarah, jembatan ini dibangun pada bulan April 1962, setelah sebelumnya telah mendapat persetujuan dari Presiden Soekarno. Biaya pembangunannya diambil dari dana rampasan perang Jepang. Bukan hanya biaya, jembatan inipun menggunakan tenaga ahli dari negara tersebut.

Pada awalnya, jembatan ini diberi nama Jembatan Bung Karno. Menurut sejarawan Djohan Hanafiah, pemberian nama tersebut sebagai bentuk penghargaan kepada Presiden RI pertama itu. Bung Karno secara sungguh-sungguh memperjuangkan keinginan warga Palembang untuk memiliki sebuah jembatan di atas Sungai Musi. Pada saat itu, jembatan ini adalah jembatan terpanjang di Asia tenggara. Setelah terjadi pergolakan politik pada tahun 1966, ketika gerakan anti-Soekarno sangat kuat, nama jembatan itu akhirnya diubah menjadi Jembatan Ampera (Amanat Penderitaan Rakyat).


Sesuai dengan pembahasan diatas, perjalanan kali ini merupakan sebuah perjalanan dimana saya kembali diberikan kepercayaan untuk menyelesaikan beberapa hal terkait pekerjaan di wilayah Palembang, Sumatera Selatan. Meskipun pada kenyataannya saya sempat mengunjungi juga tempat-tempat menarik lainnya, namun sebagai suatu penghargaan sekaligus sebagai pengalaman pertama bagi saya menginjakan kaki di Provinsi Sumatera Selatan ini, maka hal yang ingin saya garis bawahi adalah Jembatan Ampera.

Memang tidak terlalu banyak cerita ketika saya disini, karena selain tugas saya disini hanya sekedar untuk memantau serta melakukan troubleshooting peralatan kerja yang berada di sekitar Kota Palembang saja, faktor lainnya yaitu seperti halnya kota besar yang lain, jalan-jalan disekitar kota hanya akan dihiasi oleh seputar obrolan kuliner serta kesan-kesan mengenai suasana keadaan kota yang bisa dikatakan hampir cenderung sama.
Another Corner


Mengenai kuliner, satu hal yang membuat lidah saya tidak akan pernah bisa move on dari citarasa mpek-mpek di Kota Palembang ini. Karena selama satu minggu lebih saya disana, hampir di setiap waktu makan, salah seorang rekan kerja yang asli berasal dari Palembang kerap mengajak saya untuk makan di kedai mpek-mpek. Sampai saat ini ucapannya masih saja terngiang di telinga ketika rekan saya itu mengucapkan "Mas, kami ni sehari saja tak nemu cuko, pusing lah kepala ni" seraya diiringi gelak tawa, lalu kemudian melanjutkan kembali ucapannya "nanti juga lidah Mas pasti tak bisa lepas juga dari cuko" sahutnya, sambil tersenyum penuh makna. Dan setelah untuk kesekian kalinya saya pergi ke Palembang (cerita lainnya), ternyata apa yang rekan saya katakan itu benar, sampai saat ini lidah saya tidak pernah bisa terpuaskan oleh citarasa mpek-mpek yang kerap dijual di Pulau Jawa. Bahkan saya bisa dengan mudahnya membedakan antara cuko (saus mpek-mpek) yang benar-benar dibuat oleh Orang Palembang dengan cuko yang dibuat oleh orang yang berasal dari luar Palembang atau Sumatera Selatan.

The Ampera

Selain mengunjungi tempat kuliner wajib di kota ini yaitu mpek-mpek, di malam hari disela-sela kesibukan pekerjaan dan tugas selama disana, saya menyempatkan diri untuk mengunjungi tempat yang menjadi ikon dari Kota Palembang ini. Saya juga kerap menyempatkan diri untuk menikmati indahnya pemandangan Jembatan Ampera di malam hari dari berbagai sudut, termasuk dari sebuah restaurant yang terletak tepat di bawah Jembatan Ampera. Dari restaurant inilah saya akhirnya mendapatkan the best view corner ketika menikmati pemandangan malam Jembatan Ampera.

Seperti halnya ikon di kota-kota lain, Jembatan Ampera kerap dijadikan tempat untuk bersantai bagi warga ataupun wisatawan ketika malam mulai menjelang. Berbagai suguhan jajanan serta souvenir bisa kita dapatkan diseputar area jembatan ini. Semakin gelap semakin banyak wisatawan yang datang ke Jembatan Ampera. Meski hanya sekedar menghabiskan waktu dan bersantai menikmati suasana malam di Jembatan Ampera, namun pada kenyataannya pengalaman itu terkadang bisa membuat kita rindu akan suasana malam di kota yang mempunyai julukan Bumi Sriwijaya ini...

Share on Google Plus

About Adang Sutrisna

An ordinary husband and father who was born at eastern small town of West Java. Working for the State Owned Company in Indonesia, loving outdoors activity and adventure addict. Part time wanderer with amateur experience, but full time dreamer with no limit to break the horizon as the destination...