Panaragan, Tulang Bawang Barat - Lampung #Indonesia

Picture Source : Google.com
Melalui tulisan ini, saya berharap selain sebagai dokumentasi pribadi, mudah-mudahan artikel ini juga mampu menyajikan informasi kepada publik mengenai Kabupaten Tulang Bawang Barat. Memperkenalkan bahwa sebagai wilayah baru Kabupaten Tulang Bawang Barat memiliki cukup banyak sekali potensi untuk menjadi yang lebih baik, lebih maju, dan lebih terdepan dalam berbagai aspek pembangunan. Terlebih jika ditelusuri, tidak seperti daerah-daerah lainnya, informasi mengenai Kabupaten Tulang Bawang Barat masih cenderung minim sekali.

Kabupaten Tulang Bawang Barat (Tuba Barat) merupakan salah satu kabupaten baru yang terletak di Provinsi Lampung, yang merupakan hasil pemekaran dengan Kabupaten Tulang Bawang. Kabupaten ini baru diresmikan pada tahun 2008 oleh oleh Menteri Dalam Negeri Indonesia, Mardiyanto. Sebagai kabupaten baru, infrastruktur kabupaten ini masih cenderung terbatas. Penduduk Kabupaten Tuba Barat didominasi warga pendatang transmigran dari daerah Jawa, Sunda dan Bali. Mata pencarian utama penduduk adalah berkebun karet, sawit dan bertani.

Seperti halnya beberapa daerah di Provinsi Lampung, Kabupaten Tuba Barat banyak dihuni suku pendatang seperti Jawa dan Sunda yang mayoritas beragama Islam dan Suku Bali yang menganut agama Hindu. Namun suku mayoritas di Tuba Barat adalah suku Jawa sehingga bahasa Jawa sangat umum digunakan oleh penduduk sebagai bahasa pengantar sehari-hari.

Dan seperti biasa, sebagai salah satu upaya untuk memperkenalkan Kabupaten Tulang Bawang Barat, maka dalam penulisan judul untuk artikel ini saya tulis Panaragan sebagai judul dari tulisan ini. Panaragan sendiri merupakan salah satu daerah yang terletak di Kecamatan Tulang Bawang Tengah yang menjadi pusat keramaian atau ibukota dari Tuba Barat.

Siang hari selepas waktu dzuhur kala itu, saya ditemani oleh dua orang rekan kerja dengan seorang driver beranjak dari Daerah Pancoran, Jakarta Selatan, menuju Pelabuhan Merak untuk kemudian menyebrang menuju Ibukota Provinsi Lampung yaitu Kota Bandar Lampung. Singkat cerita sekitar pukul 10.00 malam tanggal 4 Maret 2012, kami sudah sampai di salah satu hotel berbintang di Bandar Lampung dan saya pun sudah bersantai ala-ala orang kaya di kolam renang hotel tersebut dan menikmati suasana malam...lol.

Misi kami masih sama seperti cerita saat pertama kali datang ke Provinsi Lampung (Way Kambas, Lampung Timur - Lampung #Indonesia), yaitu untuk bekerja mentrasnferkan sedikit pengetahuan teknis kepada aparatur pemerintahan setempat agar nantinya mereka bisa melayani kebutuhan masyarakat dengan baik. Hanya saja untuk kali ini tugas saya bersifat mengawal saja, karena sudah ada salah satu rekan kerja yang ditugaskan secara resmi sebagai penanggung jawab pekerjaan di Provinsi Lampung.

Keesokan harinya, kami bertiga beserta teman-teman dari Lampung langsung menuju Kabupaten Tulang Bawang Barat, setelah sebelumnya mengunjungi kantor cabang guna berdiskusi dengan teman-teman dari Lampung yang membantu sekaligus merupakan ujung tombak dalam pekerjaan ini. Selesai berdiskusi, akhirnya kami sepakat untuk mengikuti rencana road show dari kota ke kota yang sudah direncakan sebelumnya oleh teman-teman dari Lampung. Tanpa berlama-lama lagi, setelah mempersiapkan segala sesuatunya, kami pun berangkat menuju Kabupaten Tulang Bawang Barat sebagai destinasi pertama.
Tumijajar View...

Pemandangan sepanjang perjalanan hanya dihiasi oleh suasana pada umumnya di sekitar jalanan, namun ketika jalanan sudah mulai memasuki daerah-daerah yang jarang penduduk, berganti dengan pemandangan hutan sawit, hutan karet, serta beberapa rumah panggung yang menjadi rumah mayoritas penduduk di daerah ini. Perjalanan dari Bandar Lampung menuju Tuba Barat memakan waktu kurang lebih sekitar 3-4 jam. Sebuah wisma sederhana di Daerah Tumijajar menjadi tempat persinggahan kami di Tuba Barat. Selain sebagai tempat menginap, wisma ini juga menjadi tempat dimana kami akan mengadakan acara bimbingan singkat untuk para aparatur pemerintahan setempat. Kesan pertama yang terlintas dalam pikiran saya waktu itu adalah bahwa daerah ini memang masih butuh uluran tangan para pemikir sekaligus praktisi guna mengembangkan potensi yang ada terutama dalam pengembangan infrastruktur.

No offense, it just sharing knowledge...

Selama dua hari kedepan di Tuba Barat ini tugas kami jelas, yaitu menyampaikan pengetahuan semaksimal mungkin serta mensukseskan acara bimbingan yang akan digelar tersebut. Sementara saya memiliki tugas tersendiri disini, yaitu membimbing secara khusus salah satu aparatur pemerintahan yang bisa dikatakan sebagai key personnel untuk urusan teknis dalam program pemerintah yang bersentuhan langsung dengan masyarakat ini. Dan jika ditanya seberapa besar niat saya untuk bekerja, yang pasti saya selalu bersemangat dan berusaha memberikan yang terbaik untuk setiap wilayah yang pernah dikunjungi meskipun penuh dengan segala keterbatasan. Karena mungkin inilah salah satu jalan bagi saya dalam memberikan pengabdian terhadap Tanah Air. Sekalipun hanya melakukan hal kecil saja, tapi kepuasan itu rasa-rasanya tidak akan pernah tergantikan oleh perasaan apapun.

Daya Murni Waterpark...

Dua hari acara terselenggarakan dengan cukup lancar, dan di sela-sela kesibukan yang ada kami semua mengisi waktu santai dengan berenang dan bermain-main di water park yang secara kebetulan memang masih berada dalam satu area dengan wisma tempat menginap, namanya Waterboom Daya Murni. Meskipun terbilang taman air sederhana, tapi untuk ukuran tempat wisata keluarga di kabupaten kecil dan muda ini, itu sudah cukup lumayan sebagai sarana hiburan dan rekreasi air. Dan setelah seharian melewati perjalanan serta bekerja, kami pun merasa cukup terpuaskan meski hanya sekedar berenang, bersantai, dan bermain air. Tidak jauh dari tempat ini terdapat juga water park lainnya yang sama-sama masih berada di kawasan Tumijajar yaitu Waterboom Banyu Biru. Hanya saja kalau menurut saya, kolam renang dan water park Daya Murni lebih bisa dikatakan recommended bagi siapapun yang tertarik untuk berkunjung kesana.

Dari perjalanan singkat ke Kabupaten Tulang Barat ini, bisa saya informasikan beberapa tempat wisata lainnya yang cukup menarik disini. Namun mohon maaf sebelumnya, dikarenakan terbatasnya waktu, belum terbangunnya beberapa ikon saat saya berkunjung kesini, dan dikarenakan lain hal, saya tidak memiliki dokumentasi yang baik dari tempat-tempat tersebut. Di hari pertama kedatangan kami di Tuba Barat, tepat di pertigaan jalan menuju tengah kota, kini terdapat dua patung raksasa yang dibangun sekitar tahun 2015, yakni Patung Megow Pak dan Patung Tugu Rato Nago Besanding.

Tugu Rato Nago Besanding
Tugu Rato Nago Besanding merupakan patung naga kembar yang sedang menarik kereta kencana. Keberadaannya dalam adat istiadat digunakan untuk pengambilan gelar sultan. Naga kembar yang sedang menarik kereta kencana merupakan simbol keberanian. Tugu yang dibangun pada Tahun 2015 ini menggambarkan adat istiadat dan budaya dalam melakukan prosesi begawi adat Lampung khususnya masyarakat Kabupaten Tulang Bawang Barat.

Patung Megow Pak
Patung relief ini menggambarkan empat tokoh Megow Pak yang dibangun di ruas jalan provinsi, yang dikenal dengan letter S Panaragan Kecamatan Tulang Bawang Tengah, Tuba Barat. Di sini, kita bisa sekaligus mengenal dan belajar sejarah marga yang ada di Tuba Barat. Keempat marga yakni Marga Tegamoan, Marga Buay Bulan, Marga Buay Aji, dan Marga Suwai Umpu. Dan jika diperhatikan, empat relief ini terlihat seperti pahatan wajah Hokage dalam serial animasi Jepang yaitu Naruto.

Islamic Center Tulang Bawang Barat
Keuninkan lain adalah bangunan Islamic Center dan Balai Sesat Agung atau Balai Adat, tidak jauh dari  Tugu Rato, hanya cukup berkendara sekitar lima menit sudah sampai di lokasi megah ini. Masjid dirancang vertikal sedangkan Balai Sesat Agung dibangun horizontal. Keduanya melambangkan prinsip hubungan dengan Tuhan dan hubungan dengan sesama, yang merupakan prinsip agama Islam. Masjid itu tidak berkubah dan tak bermenara, seperti lazimnya mesjid yang sering kita temui, serta tak memasang kaligrafi Allah, di atap puncaknya. Keduanya bangunan tersebut dikelilingi danau buatan yang turut mempercantik destinasi yang satu ini.

Taman Agrowisata Tulang Bawang Barat
Masih tidak jauh dari pusat kota dan masih berada dalam Kecamatan Tulang Bawang Tengah yang menjadi ibukota Kabupaten Tulang Bawang Barat, terdapat taman agrowisata. Tempat wisata ini di kembangkan untuk tujuan agro sekaligus untuk pusat penelitian budidaya tanaman buah unggul. Kita dapat melihat berbagai jenis buah yang ada di area taman ini. Para wisatawan yang berkunjung kesini juga sangat umum, semua golongan dapat berkunjung ke sini. Mulai yang bersifat pribadi sampai antar sekolah, kampus, dan sebagainya. Disini kita dapat belajar bagaimana caranya budidaya tanaman yang benar dan baik.

Kembali kepada cerita, setelah menyelesaikan segala bentuk tugas dan tanggung jawab kami di Kabupaten Tulang Bawang Barat, kami pun beranjak meninggalkan kabupaten kecil ini untuk kemudian melanjutkan road show pekerjaan di kabupaten selanjutnya yang masih berada dalam wilayah Provinsi Lampung. Suatu kabupaten kecil namun cukup terkenal karena tragedi berdarah yang sempat terjadi disana, merupakan destinasi kami di road show berikutnya...

Share on Google Plus

About Adang Sutrisna

An ordinary husband and father who was born at eastern small town of West Java. Working for the State Owned Company in Indonesia, loving outdoors activity and adventure addict. Part time wanderer with amateur experience, but full time dreamer with no limit to break the horizon as the destination...