Jatigede, Sumedang - West Java #Indonesia

Picture source : Google.com


Sebelum menulis artikel lainnya tentang seputar informasi wisata serta pengalaman yang dilewati di daerah lainnya, malu rasanya jika tidak memperkenalkan serta membahas tentang potensi yang ada di tanah kelahiran saya sendiri yaitu Kabupaten Sumedang. Mendengar nama Kabupaten Sumedang sudah pasti pikiran kita akan teringat dengan salah satu makanan khas yang sudah terkenal di seluruh penjuru Nusantara yaitu Tahu. Namun berbicara Sumedang, sebenarnya tidak melulu berbicara tentang tahu, di kabupaten ini banyak sekali menyimpan potensi yang kerap tersembunyi dari hingar bingar pariwisata dan travelling.

Kabupaten Sumedang adalah sebuah kabupaten di Provinsi Jawa Barat, Indonesia. Ibukotanya adalah Kecamatan Sumedang Utara, Sumedang terletak sekitar 45 km Timur Laut dari Kota Bandung. Kata Sumedang sendiri berasal dari kata "Insun Medal, Insun Madangan", Insun artinya saya, Medal artinya lahir, dan Madangan artinya memberi penerangan. Jadi kata Sumedang bisa diartikan sebagai "saya terlahir untuk memberi penerangan". Kalimat ini terucap ketika Prabu Tajimalela Raja Sumedang Larang melihat langit menjadi terang-benderang oleh cahaya yang melengkung mirip selendang (malela) selama tiga hari tiga malam.

Sementara Kecamatan Jatigede merupakan sebuah kecamatan yang terletak di Kabupaten Sumedang, yang sebagian besar wilayahnya menjadi daerah genangan untuk Bendungan Jatigede. Kecamatan Jatigede sendiri juga merupakan perwujudan Peraturan Daerah (Perda) Kabupaten Sumedang Nomor 51 Tahun 2000, tanggal 29 Desember 2000. Nama lama untuk kecamatan ini adalah Kecamatan Cadasngampar.

Dan cerita kali ini merupakan cerita yang menitik beratkan Kawasan Jatigede sebagai salah satu destinasi wisata baru di Kabupaten Sumedang. Tidak seperti cerita lainnya yang harus saya lewati berjam-jam untuk bisa menggapainya, Bedungan Jatigede ini terletak tidak jauh dari tempat saya tinggal. Kurang lebih hanya dibutuhkan waktu sekitar 30 sampai 45 menit saja dari pusat kota, maka kita akan sampai di Bendungan Jatigede. Jika kita bermula dari pusat kota, cukup menuju Taman Endog atau Pasar Sumedang, kemudian mengikuti petujuk arah menuju Wado. Sementara akses lain yang bisa ditempuh dari Garut atau Tasik, bisa melalui Malangbong untuk kemudian menuju Wado. Sementara jika kita masuk dari utara, Cirebon dan Majalengka, dari Perempatan Kadipaten bisa langsung melalui Tolengas kemudian Marongge dan anda akan langsung menuju ke Bendungan Jatigede. Saran saya akses jalan yang terakhir melalui Tolengas inilah yang bisa dipilih jika kita menggunakan kendaraan bertipe city car. Selain kondisi jalan yang cukup baik, jalan ini juga melewati salah satu makam keramat yang cukup terkenal yaitu Marongge, yang merupakan ikon pengasihan atau pelet ampuh asal Sumedang. Menurut kabar yang saya dengar, banyak artis-artis, pejabat dan orang terkenal lainnya yang berkunjung kesana. Jadi bisa dikatakan jalur terakhir ini sangat recommended bagi anda yang masih menjomblo, eh peace, no offense just recommended...lol.

Seperti waduk lainnya, tujuan utama pembangunan Waduk Jatigede adalah untuk sarana irigasi dan Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA) berdaya 110 Mega Watt (MW) yang saat ini tengah dibangun oleh PT PLN (Persero). Selain itu juga berfungsi sebagai sarana budidaya perikanan air tawar, sarana olahraga air, sarana rekreasi, dan lain sebagainya. Waduk Jatigede difungsikan sebagai pusat pengairan untuk 90.000 hektar lahan pertanian produktif di Kabupaten Cirebon, Kabupaten Indramayu dan Kabupaten Majalengka. Pembangunan waduk ini sebenarnya telah lama direncanakan sejak zaman Hindia Belanda. Waduk ini mulai dibangun tahun 2008 pada masa Presiden Susilo Bambang Yudhoyono dan baru diresmikan pada tahun 2015 oleh Presiden Joko Widodo serta beroperasi penuh pada 2017. Waduk ini dibangun dengan membendung aliran Sungai Cimanuk di wilayah Kecamatan Jatigede, Kabupaten Sumedang dengan dengan kapasitas tampung 979,5 juta meter kubik air. 

Selain memiliki manfaat teknis, Waduk Jatigede juga menawarkan keindahan alam yang 'tak sengaja' terbentuk akibat proses penggenangan. Puncak-puncak bukit yang berada di area genangan berpadu dengan hamparan air yang merefleksikan birunya warna langit menciptakan pemandangan indah yang memanjakan mata. Tak heran jika anda pandai dalam urusan photography, dengan bantuan kondisi cuaca dan spot yang pas, maka sebuah objek memukau yang sepintas mirip pemandangan di Pulau Wayag di Kabupaten Raja Ampat, bisa dengan mudah kita dapatkan.

Seiring dengan ambisi Pemerintah Daerah Sumedang yang ingin menjadikan Jatigede sebagai kawasan wisata taraf nasional juga internasional, maka kini segala upaya penataan kawasan ini sedang gencar dilakukan, terlebih pembangunan infrastruktur. Dari sisi pengenalan, kawasan ini telah menggelar dua kali festival sebagai ajang promosi, festival ini biasanya dikenal sebagai Festival Pesona Jatigede. Dengan berbagai acara hiburan didalamnya, event ini dikemas cukup apik dengan menampilkan berbagai kesenian serta kehadiran artis papan atas asal Sumedang. Gelaran ini juga memperkenalkan seluruh Kawasan Jatigede melalui Trail Adventure yang diikuti oleh para crosser yang datang dari berbagai kota. Hanya saja untuk gelaran di tahun kedua ini, acaranya tidak terlalu meriah seperti halnya pada tahun pertama, selain karena mungkin masa transisi pergantian Bupati, juga faktor kesiapan panitia yang belum terlalu matang. Jika dilihat dari kedua gelaran event tersebut, dan juga sebagai masukan, bagi saya acara tersebut terlalu spesifik dan terkesan hanya ditujukan bagi komunitas tertentu saja yaitu penggemar Trail Adventure. Padahal seharusnya event ini bisa dibuat agar lebih meriah lagi dengan melibatkan komunitas traveler di seantero Nusantara bahkan komunitas backpacker di seluruh dunia, dan kalau perlu mendatangkan utusan dari kedutaan besar negara lain yang ada di Indonesia sebagai ajang promosi terbaik, sehingga tercipta kesan bahwa Sumedang terbuka bagi traveler dari seluruh penjuru dunia dengan latar belakang apapun. Dan penguatan dari sisi kesenian tradisional harus menjadi atraksi utama yang kerap di tonjolkan, mengingat Kabupaten Sumedang merupakan Puseur Budaya Sunda.

Terhitung sejak diresmikan hingga sampai saat ini, objek wisata yang bisa kita temukan di sekitar Kawasan Bendungan Jatigede terdiri dari beberapa tempat yaitu :

Tanjung Duriat...
Tanjung Duriat
Lokasi wisata ini terletak di pesisir barat laut bendungan Jatigede. Dari sini pengunjung bisa melihat indahna pemandangan bendungan Jatigede dari atas bukit yang menjorok ke arah bendungan (tanjung). Lokasi ini dibangun oleh Perum Perhutani Sumedang dan pengelolaannya bekerja sama dengan Lembaga Masyarakat Desa Hutan (LMDH) Desa Pajagan. Yang menjadi ciri khas wisata ini adalah papan penanda (signboard) Tanjung Duriat dengan ikonnya berbentuk logo cinta (love). Wahana lainnya yang biasa digunakan untuk berfoto adalah penunjuk arah ke beberapa kota yang berada di dunia dan tempat lain di seputaran bendungan Jatigede. Untuk memasuki kawasan ini pengujung hanya ditarif dengan harga yang sangat-sangat terjangkau yaitu Rp. 5.000 saja, sementara biaya parkir kendaraan Rp. 5.000 untuk kendaraan roda empat, dan Rp. 2.000 untuk kendaraan roda dua. Jadi tak perlu khawatir mengenai biaya. Berbagai warung jajanan serta makanan pun berjejer rapi di sekitar area parkir tempat ini, dan tentunya dengan harga yang terjangkau juga.

Puncak Damar
Berlokasi di kawasan Desa Paku Alam, dan masih terletak di sebelah barat laut kawasan bendungan Jatigede. Wisata Puncak Damar juga menyajikan keindahan alam pegunungan beserta hamparan air di bendungan Jatigede. Di tempat ini terdapat fasilitas yang bisa digunakan oleh pengunjung seperti tempat lesehan di beberapa shelter, Gazebo, Camping Ground, Outbound dan tempat bermain anak-anak, mushola kecil dari kayu yang tampak alami. Jangan khawatir, biaya yang dikeluarkan untuk memasuki kawasan ini pun relatif sama seperti memasuki Tanjung Duriat. Dan menurut saya, Puncak Damar inilah yang merupakan view point terbaik untuk menikmati pemandangan Bendungan Jatigede. (foto utama)

Pesona Jatigede
Kawasan wisata ini menyediakan berbagai fasilitas yang akan memanjakan pengunjungnya. Dari mulai fasilitas perahu untuk mengarungi bendungan, wisata memancing menggunakan perahu, dan fasilitas lainnya yang juga sengaja dibangun di bawah rindangnya poho bambu, seperti saung ranggon, bangku-bangku kayu untuk beristirahat, saung lesehan, tempat ayunan bagi anak-anak, mini motocross, ATV dan kuda tunggang serta lokasi selfi yang berada di pinggir bendungan Jatigede. Tak ketinggalan juga wisata kuliner bagi pengunjung yang ingin mencoba makanannya. Bahkan di sini tersedia juga wahana karaoke bagi pengunjung yang ingin berkaraoke.

Pasir Tugaran
Berlokasi di pesisir barat Bendungan Jatigede di sebelah utara Kampung Lebak Muncang Desa Karangpakuan. Tempat ini berada di kawasan lahan pertanian penduduk setempat di pesisir Bendungan Jatigede. Kawasan wisata ini dikelola secara swadaya oleh masyarakat setempat. Berbagai fasilitas sengaja dibangun untuk memanjakan pengunjungnya seperti Menara Pantau Jodoh, lokasi memancing ikan baik di pinggir bendungan maupun yang ke tengah bendungan, dan perahu yang bisa disewa untuk mengarungi bendungan. Termasuk juga fasilitas wisata kulinernya dengan menu makanan berupa karedok, pepes ikan dan nasi liwet, serta kawasan peternakan Domba Garut.

Panenjoan
Panenjoan Jatigede terletak di pesisir timur laut Bendungan Jatigede, dan masuk wilayah Desa Jemah. Lokasinya berada di dekat jalur lingkar timur Jatigede. Dari lokasi ini, pengunjung bisa melihat pemandangan indah hamparan bendungan Jatigede dari ketinggian dengan jajaran beberapa pulau di tengahnya termasuk Gunung Surian. Di tempat ini terdapat beberapa bangunan Gazebo di atas tanah yang luas. Gazebonya dibangun dari pohon bambu dengan atap dari injuk dan di sana terdapat penanda nama lokasi wisata.

Pulau Cipondoh Cinangsi
Kawasan ini terletak di Desa Sirnasari Kecamatan Jatinunggal, berada di sisi tenggara Bendungan Jatigede. Lokasi ini biasanya digunakan sebagai lokasi camping ground yang dekat dengan pesisir bendungan. Belum ada fasilitas yang menandakan bahwa lokasi ini menjadi tujuan wisata, hanya ada papan nama yang menunjukan Pulau Cipondoh dan menara di pesisir bendungan.

Curug Mas
Curug Mas berlokasi di pesisir timur bendungan Jatigede dan termasuk wilayah Desa Sukakersa yang sebagian besar wilayahnya tenggelam oleh bendungan Jatigede. Pada awalnya kawasan ini terkenal dengan Situs Curug Mas, namun saat ini sudah terendam bendungan Jatigede. Kondisi alam yang sejuk karena masih berupa kawasan hutan yang dipenuhi dengan pepohonan membuat tempat ini cocok bagi siapapun yang mencintai suasana alami.

Kampung Buricak Burinong...
Kampung Buricak Burinong
Pembangunan Kampung Buricak Burinong merupakan model pengembangan destinasi wisata berbasis masyarakat di kawasan Bendungan Jatigede. Gagasan, perencanaan sampai pelaksanaannya dilakukan secara gotong royong oleh warga masyarakat. Dalam prosesnya, enam bulan pertama menyelesaikan pengecatan dinding. Enam bulan terakhir, sempat terhenti karena penggagas fokus pada pemberdayaan ekonomi masyarakat. Kini, memasuki tahun kedua, pengecatan berlanjut dengan proses pengecatan atap dan genting. Ada 150 rumah yang di cat bersama-sama oleh masyarakat ini. Sebenarnya kampung ini benama asli Dusun Cisema Desa Paku Alam yang sedang dibangun sebagai tujuan wisata selfie kelas dunia. Dusun Cisema yang mengalami perubahan sosial ekonomi karena pembangunan bendungan Jatigede, bisa meningkat kondisi sosial ekonominya dengan dijadikan lokasi tujuan wisata. Wisata yang dibuat dikenal dengan nama Kampung Buricak Burinong yang berarti Kampung Warna Warni atau Kampung Berkilau jika diartikan kedalam Bahasa Indonesia.

Tegal Jarong
Wisata ini berada di pesisir utara bendungan Jatigede dan termasuk wilayah Desa Cijeungjing. Wisata ini dikelola oleh Karang Taruna dan warga masyarakat sekitar. Salah satu kelebihan lokasi wisata ini adalah lokasinya yang dekat dengan bangunan Bendungan Jatigede, sehingga pengunjung bisa melihat dari dekat bendungan Jatigede walaupun tidak masuk langsung ke kawasan bendungan.

Pantai Paguyuban Sukaratu
Desa Sukaratu, Kecamatan Darmaraja memiliki kawasan wisata pantai yang menyimpan pemandangan yang eksotik. Tempat ini bisa memanjakan pengunjung yang ingin melihat kawasan Pantai Jatigede dari wilayah ini. Namun jangan berpikir bahwa tempat ini merupakan pantai beneran, kawasan ini merupakan bagian lain dari Bendungan Jatigede yang memiliki pemandangan seperti layaknya sebuah pantai.

Puncak Permata...
Puncak Permata
Hampir sama halnya seperti Puncak Damar, Puncak Permata ini merupakan spot unik lainnya untuk menikmati kawasan Bendungan Jatigede dari atas ketinggian. Tempat ini berada tidak jauh dari Panenjoan, dan masih berada di satu kawasan yang sama yaitu Desa Jemah. Aksenya memang belum begitu bagus untuk di tempuh, warung penjual makanan pun belum cukup memadai, namun jika hanya untuk menikmati secangkir kopi dan indomie, di tempat ini sudah tersedia. Selain tempat yang masih baru dan akses yang tidak memadai, membuat tempat ini terbilang cukup sepi pengunjung. Namun sebenarnya begitu kita tau bahwa pemandangan yang akan kita nikmati di tempat ini cukup menakjubkan, maka saya yakin bahwa terjalnya jalanan yang dilalui cukup layak jika dianggap sebagai pengorbanan untuk mencapai tempat ini. Banyak yang mengatakan bahwa pemandangan Bendungan Jatigede dari Puncak Permata ini, lebih terlihat sebagai Pulau Komodo yang terletak di Kecamatan Komodo, Kabupaten Manggarai Barat, Provinsi Nusa Tenggara Timur.

Itulah beberapa referensi destinasi wisata Kawasan Jatigede yang bisa saya sajikan, baik dan buruknya mohon agar selalu bisa dimaklumi. Meski tulisan ini tidak begitu lengkap, tapi paling tidak semoga bisa memberikan tambahan informasi bagi siapapun yang berniat berkunjung ke kampung halaman kami ini. Akhir kata, "Welcome to Sumedang, wilujeung sumping, mangga dihaturanan linggih di Sumedang"...

Share on Google Plus

About Adang Sutrisna

An ordinary husband and father who was born at eastern small town of West Java. Working for the State Owned Company in Indonesia, loving outdoors activity and adventure addict. Part time wanderer with amateur experience, but full time dreamer with no limit to break the horizon as the destination...