Wiralaga, Mesuji - Lampung #Indonesia

Picture Source : Google.com

Menyambung cerita yang sebelumnya pernah saya janjikan dalam artikel Panaragan, Tulang Bawang Barat - Lampung #Indonesia, bahwa destinasi rangkaian road show kami selanjutnya di Provinsi Lampung ini adalah suatu kabupaten yang cukup terkenal karena tragedi berdarahnya di sekitar tahun 2011, maka dalam tulisan kali ini saya akan bercerita mengenai pengalaman singkat berada di Kabupaten Mesuji yang terletak di perbatasan antara Provinsi Lampung dan Provinsi Sumatra Selatan.

Kabupaten Mesuji adalah salah satu kabupaten di Provinsi Lampung, Indonesia. Mesuji merupakan kabupaten dengan jarak terjauh dari Bandar Lampung, ibukota Lampung, serta berbatasan langsung dengan Kabupaten Ogan Komering Ilir Provinsi Sumatera Selatan. Wilayah kabupaten Mesuji merupakan Daerah agraris dimana mata pencaharian pokok penduduknya berada di sektor pertanian. Hal ini dikarenakan daerah terluas merupakan daerah dataran yang cocok dimanfaatkan untuk pertanian.

Kabupaten Mesuji merupakan salah satu Daerah Otonomi Baru (DOB) di Provinsi Lampung, hasil dari pemekaran Kabupaten Tulang Bawang. Mengingat wilayah Kabupaten Tulang Bawang saat itu sangat luas dan lokasi Kabupaten Mesuji (saat itu masih berupa Kecamatan Mesuji, wilayah Kabupaten Tulang Bawang) yang terlampau jauh dari pusat pemerintahan di Menggala.

Sesuai dengan amanah UU No.49 tahun 2008 tentang Pembentukan Kabupaten Mesuji, ditetapkan bahwa ibu kota Kabupaten Mesuji adalah kecamatan Mesuji, berdasarkan hasil musyawarah tokoh-tokoh masyarakat ditetapkan bahwa ibukota terletak tepatnya di Wiralaga Mulya. Nama Wiralaga Mulya diambil dari penggabungan dua kampung di Kecamatan Mesuji yaitu Kampung Wiralaga dan Kampung Sidomulyo yang merupakan hasil musyawarah tokoh masyarakat dan tetua Mesuji.
Welcome to The City...

Lanjut kepada cerita, dari Panaragan, Tulang Bawang Barat, setelah selesai berkemas, siang itu kami bergerak menuju Wiralaga yang merupakan ibukota Kabupaten Mesuji. Sepanjang perjalanan menuju Mesuji hanya dihiasi oleh hamparan hutan karet dan sawit yang diselingi oleh pemandangan rumah-rumah penduduk khas Lampung. Dan ketika malam beranjak gelap, kami pun sudah sampai di perbatasan Kabupaten Mesuji. Malam yang sepi menyambut sesampainya kami di Simpang Mesuji, Wiralaga. Meski Wiralaga sendiri merupakan pusat keramaian di Kabupaten Mesuji, tapi tak banyak hingar bingar yang kami temui ketika sampai di jantung keramaian kabupaten tersebut. Hanya ada tenda-tenda penjual nasi goreng ataupun nasi uduk yang bisa kami temui, dan itupun sangat jarang keberadaannya. Di Simpang Mesuji, kami mampir di salah satu tenda penjual makanan di pinggir jalan untuk sekedar beristirahat dan menikmati secangkir kopi.

Merasa cukup beristirahat, kami pun langsung menuju venue untuk kegiatan esok hari dimana acara bimbingan teknis yang akan kami gelar akan berlangsung. Minimnya sarana dan prasarana di kabupaten ini memaksa kami harus mengadakan acara tersebut di sebuah bangunan sekolah di sekitar Simpang Mesuji. Dan tak hanya itu, di hari kedatangan kami di kabupaten ini pun ternyata keadaan memaksa kami untuk bermalam di sekolah tersebut. Tak ada ketersediaan penginapan yang bisa kami temui. Terlebih di Mesuji sendiri sangat sulit untuk menemukan sebuah hotel atau penginapan. Sebuah bangunan sekolah dengan fasilitas yang sangat minim itu, menjadi tempat beristirahat dan merebahkan tubuh kami yang sudah kelelahan.
Semangat, itu harus !!!

Keesokan harinya kami semua memulai kegiatan bimbingan teknis yang akan digelar selama dua hari tersebut. Meskipun cuaca pada hari itu terbilang sangat panas, kondisi badan yang mulai kelelahan karena harus road show ke setiap kota/kabupaten, ketidak tersediaan penginapan disana yang memaksa badan ini harus terdampar disebuah bangunan sekolah tua, serta sulitnya mendapatkan air walau hanya sekedar untuk mandi di pagi hari, namun karena antusiasme dari para Administrator Database Kependudukan yang seakan benar-benar membutuhkan pengetahuan tentang hal yang sudah menjadi tugas bagi saya untuk menyampaikannya, membuat hari itu tetap terasa cerah dan penuh semangat. Diliputi keterbatasan, tapi entah kenapa pada kenyataannya terkadang suasana seperti itu justru bisa saya nikmati setiap detiknya. Kesempatan untuk mengabdikan diri kepada Tanah Air, cukup menjadi alasan untuk segalanya.

Di hari kedua, setelah selesai dengan berbagai urusan terkait pelaksanaan tugas tersebut, siang hari itu juga kami menyempatkan diri hanya sekedar berjalan-jalan di seputar kabupaten tersebut. Memang tak banyak tempat yang bisa di kunjungi di kabupaten ini. Tapi jika anda berminat, ada beberapa tempat yang biasa dikunjungi oleh kebanyakan orang saat berada di Mesuji, diantaranya : Taman Kehati di Tanjung Raya Mesuji, Tugu Tari di Simpang Pematang Mesuji, Rest Area Way Serdang Mesuji, Alun-alun Simpang Pematang, dan Masjid Agung Simpang Mesuji. Tapi dari beberapa tempat yang ada di Mesuji, saya pribadi lebih tertarik untuk merekomendasikan Sungai Buaya (foto utama) yang terletak di Kecamatan Mesuji Timur. Selain memiliki keindahan alam yang masih terjaga, tempat ini juga sangatlah di rekomendasikan terutama bagi anda yang memiliki hobi memancing ikan dan berpetualang. Menyusuri aliran sungai guna menikmati pemandangan flora dan fauna yang berhabitat di sekitar sungai tersebut, menjadi kesan tersendiri bagi siapapun yang mencobanya, terlebih jika anda memiliki jiwa petualang.
TKP

Dan tempat lain yang menurut saya cukup menarik untuk dikunjungi adalah tempat kejadian tragedi berdarah yang sempat terjadi di sekitar tahun 2011. Kerusuhan yang diakibatkan atas sengketa lahan antara masyarakat dan perusahaan pengelola sawit tersebut terjadi di perbatasan antara Provinsi Lampung dan Provinsi Sumatera Selatan. Tempat tersebut kebetulan dilewati oleh rombongan kami, sehingga saya menyempatkan diri untuk melihat serta mendengar sedikit cerita dari bapak penjaga warung yang kami singgahi tentang apa yang sebenarnya terjadi kala itu. Ditemani berbatang-batang rokok, kopi, dan berbagai sajian jajanan kampung yang terdapat di warung tersebut, saya dengan seksama mendengarkan cerita yang keluar dari mulut bapak penjaga warung sambil sesekali diiringi oleh candaan agar tidak terdengar mencekam. Sampai akhirnya kami pun harus pamit untuk melanjutkan perjalanan menuju destinasi road show selanjutnya yaitu Kabupaten Lampung Barat.

Itulah ulasan singkat mengenai pengalaman di Kabupaten Mesuji. Meski terkesan tidak terlalu banyak yang bisa diceritakan selain perjalanan dalam melaksanakan tugas yang diberikan. Namun sesingkat apapun pengalaman beresiko yang pernah dilalui, tetap akan selalu terasa lebih bermakna jika dibandingkan dengan ribuan hari yang dilewati dengan kenyamanan.

Share on Google Plus

About Adang Sutrisna

An ordinary husband and father who was born at eastern small town of West Java. Working for the State Owned Company in Indonesia, loving outdoors activity and adventure addict. Part time wanderer with amateur experience, but full time dreamer with no limit to break the horizon as the destination...